Selasa, 26 April 2011

Makanan Sehat Untuk Jantung

Menjaga kesehatan jantung harus dimulai sejak dini. Jangan menunggu sampai jantung bermasalah, baru Anda menjaganya. Jantung yang bermasalah bisa berdampak negatif pada organ tubuh lain bahkan juga menimbulkan kematian.Berolahraga secara teratur adalah salah satu cara menjaga jantung agar tetap sehat. Selalu mengonsumsi makanan sehat juga merupakan cara efektif untuk menjaga jantung Anda tetap sehat. Berikut beberapa jenis makanan yang paling baik untuk kesehatan jantung Anda.


- Bubur gandum
Mulailah hari Anda dengan sarapan yang sehat yaitu bubur gandum. Kandungan omega 3, folat dan potasium pada gandum sangat tinggi, baik bagi otak Anda. Kadar seratnya yang tinggi juga bisa menurunkan LDL atu kolesterol jahat dalam darah dan menjaga aliran darah dalam arteri berjalan lancar.
- Salmon
Ikan lezat kesukaan Oprah Winfrey ini, memang sangat efektif menurunkan darah tinggi dan menjaga kesehatan jantung. Mengonsumsinya dua kali dalam seminggu dapat mengurangi risiko serangan jantung.
“Salmon mengandung karotenoid astaxanthin, yang mengandung antioksidan tinggi,” kata ahli jantung dan penulis buku “Lower Your Blood Pressure In Eight Weeks”,   Stephen T. Sinatra, MD, seperti vivanews kutip dari health.com, Senin 5 Oktober 2009.
 - Alpukat
Buah yang mengandung lemak nabati ini, juga sangat baik untuk jantung Anda. Menambahkannya pada salad atau mengonsumsinya dengan menambahkan sedikit kopi dan gula, bisa menjadi cara alternatif mengolah alpukat. Kandungan asam lemak tak jenuh pada alpukat juga bisa menurunkan LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan HDL (kolesterol baik) dalam darah.
- Kedelai
Kacang kedelai juga bisa menurunkan kolesterol jahat dan mengandung protein nabati yang bagus untuk kesehatan jantung. Banyaklah mengonsumsi tempe, tahu dan  edamame. Minum susu kedelai secara teratur juga sangat baik bagi kesehatan jantung Anda.

Senin, 25 April 2011

Asuhan Keperawatan Dengan CKD

A. Pengertian
CKD adalah gangguang fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)

B.Etiologi
Hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit CKD adalah:
Diabetes Mellitus
glumeruonefritis akut
pielonefritis
hipertensi
obstruksi traktus urinarius
lesi herediter (penyakit ginjal polikistik, gangguan fungsi vaskuler, infeksi, medikasi, agen toksik)

C.Patofisiologi
ada dua pendekatan teoritis yang biasanya diajukan untuk menjelaskan gangguan fungsi ginjal kronik antara lain:
1.sudut pandang tradisional
menjelaskan bahwa semua unit nefron yang telah terserang penyakit namun dalam stadium berbeda dan bagian-bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi tertentu dapat benar-benar rusak dan bertambah strukturnya.
2.hipotesis brichker
bahwa bila nefron terserang penyakit maka seluruh unitnya akan hancur namun sisa nefron yang utuh masih berfungsi

D.Perjalanan klinik
Perjalanan umum gagal progresif dibagi tiga stadium:
1.Stadium Satu
Penurunan cadangan ginjal dimana, kreatinin, serum, dan kadar BUN normal dan penderita asimtomatik. Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan memberikan beban kerja yang berat pada ginjal tersebut. Misalnya: tes pemekatan kemih yang lama atau dengan mengadakan tes GFR.
2.Stadium dua
Insufisiensi ginjal dimana lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak BUN mulai menigkat.
3.Stadium Tiga
Stadium akhir gagal ginjal progresif adalah gagal ginnjal kronik atau uremia (90% nefron hancur).

E.Manifestasi klinik
Karena ginjal kronik, maka setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan tnda dan gejala:
1.Manifestasi kardiovaskuler mencakup hipertensi, penyakit jantung koroner, edema pulmonal, perikarditis.
2.Gejala dermatologi
Pruritus
3.Gejala gastrointestinal
Anoreksia, mual muntah
4.neuromuskuler
kesadaran berubah tidak mampu berkonsentrasi, kedutan otot, kejang

F.Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan untuk mempertahankan fungsi ginjal dan homeostasis selama mungkin. Seluruh faktor yang berperan dalam gagal ginjal kronik.
Obat anti hipertensi, eritropoietin suplemen besi, agen pengikat fosfat dan kalsium.

G.Pengkajian
1.Aktifitas/istirahat
Gejala:
Kelelahan ekstrim, kelemahan, malaise, gangguan tidur
Tanda:
Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
2.Sirkulasi
Gejala:
Riwayat hipertensi lama dan berat, palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda:
Hipertensi, DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum, pitting pada kaki, telapak tangan pada kaki, disritmia jantung, nadi lemah, halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemi, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning.
3.Integritas ego
Gejala:
Faktor stres, contoh finansial, hubungan, dan sebagainya, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda:
Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
4.Eliminasi
Gejala:
Penurunan frekuensi urin, oliguria, anuria, abdomen kembung, diare, atau konstipasi
Tanda:
Perubahan warna urin, contoh: kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria dapat menjadi anuria.
5.Makanan/cairan
Gejala:
Peningkatan berat badan cepat(edema),penurunan berat badan(malnutrisi),anoreksia, nyeri ulu hati,mual muntah,rasa metalik tak sedap pada mulut(pernapasan amonia),penggunaan diuretik.
Tanda:
Distensi abdomen(asites),pembesaran hati(tahap akhir),perubahan turgor kulit\kelembaban,edema,ulserasi gusi,perdarahan gusi \lidah,penurunan otot,penurunan lemak subcutan,penampilan tak bertenaga.
6.Neorosensori
Gejala:
Sakit kepala,penglihatan kabur, kram otot,kejang.
Tanda:
Gangguan status muntah,contoh penurunan lapang perhatian,ketidak manpuan berkonsenterasi,kehilangan memori, kacau.
7.Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Nyeri panggul,sakit kepala,kram otot\nyeri kaki(memburuk pada malam hari)
Tanda:
Perilaku berhati-hati/distraksi,gelisah.
8.Pernapasan
Gejala:
Napas pendek,dispnea nokturnalparoksismal,batuk dengan\tanpa sputum kental,dan banyak.
Tanda:
Thipnea,dispnea,peningkatan frekuensi\kedalaman,batuk produktif.
9.Keamanan
Gejala:
Kulit gatal.
Tanda:
Pruritus
10.Seksualitas
Gejala:
Penurunan libido,amenore,abnormalitas.
11.Interaksi Sosial
Gejala:
Kesulitan menentukan kondisi,contohtak mampu bekerja,mempertahankanfungsi peran biasanyadalam keluarga.
12.Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
Riwayat DM keluarga,penyakit polikistik,nefritis herediter,kalkulus urinaria,maglinasi.

H.Diagnosa keperawatan
Penurunan curah jantung
Gangguan integritas kulit
Kelebihan volume cairan
IIntervensi keperawatan
Diagnosa I
•Auskultasi bunyi jantung dan paru
•Observasi tekanan darah
•Selidiki keluhan yeri
•Awasi pemeriksaan laboratorium:kalium,natrium,kalsium,magnesium,BUN.
Diagnosa II
•Inspeksi kulit terhadap perubahan warna, turgor, vaskuler, perhatikan kemerahan, observasi terhadap emosi, ekimosis, purpura
•Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit serta membran mukosa.
•Inspeksi area tergantung pada edema
•Berikan perawatan kulit, batasi penggunaan sabun
Diagnosa III
•Pertahankan pencatatan volume cairan, intake dan output.
•Perhatikan adanya edema perifer, pernapasan gemercik, dispnoe, ortopnoe, distensi vena leher.
•Perhatikan perubahan mental.
•Awasi kadar natrium serum

J.Evaluasi
Mempertahankan curah jantung dengan bukti tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat, dan sama dengan waktu pengisian kapiler.
mempertahankan kulit utuh, mencegah terjadinya cedera kulit.
mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan dengan berat badan dan tanda vital stabil, turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tak ada perdarahan.

Minggu, 24 April 2011

asuhan keperawatan pada pasien dengan ca mamae

A.Definisi
Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.

B.Etiologi
Idiopatik tapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan kanker pada wanita :
1.Usia
Sekitar 80% terjadi pada usia diatas 60 tahun, resiko terbesar terjadi pada usia diatas 75 tahun.
2.Pernah menderita kanker
Resiko terjadinya kanker meningkat 0,5 – 1% pertahun pada payudara yang sehat saat payudara yang terkena diangkat.
3.Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara
Ibu, anak/saudara perempuan menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.
4.Menstruasi pertama (menarche)
Sebelum usia 12 tahun, menopause diatas 55 tahun, kehamilan pertama usia 30 tahun/belum pernah hamil. Resiko menderita kanker 2-4x lebih besar jika semakin dini menarche.
5.Pemakaian pil KB
Dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara dan hal ini tergantung pada usia, lamanya pemakaian & faktor-faktor yang lain.
6.Pemakaian alkohol
Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari dapat meningkatkan resti terjadinya kanker payudara.
7.Penyinaran
Pemaparan terhadap penyinaran dada pada waktu kanak-kanak dapat meningkatkan terkena penyakit kanker payudara.
8.Faktor-faktor lain
Seperti kanker rahim, ovarium, usus besar juga dapat meningkatkan resiko kanker kanker payudara.

C.Manifestasi Klinik
1.Gejala awal
Ada benjolan yang beda dengan jaringan payudara sekitar
Tidak ada nyeri
Mempunyai pinggiran yang tidak teratur
2.Gejala stadium lanjut
Benjolan terasa melekat pada kulit/dinding dada
Benjolan membengkak
Kulit diatas benjolan mengkerut (seperti kulit jeruk)
Ada nyeri tulang
Penurunan BB
Pembengkakan lengan (ulserasi kulit)
3.Gejala lain yang mungkin muncul
Perubahan bentuk dan ukuran payudara
Ada cairan abnormal dari putting susu (seperti pus)
Payudara tampak kemerahan
Putting susu bersisik, tertarik kedalam dan gatal
Nyeri payudara

D.Patofisiologi
Kanker payudara berasal dari unsur epitel parenkim payudara dengan kesatuan fungsional terkecil adalah lobulus (terbentuk oleh kumpulan asinus dengan fungsi sekresi ASI dan struktur keluarnya), yang berukuran kecil disebut duktulus, yang lebih besar disebut duktus. Papilla atau putting susu adalah muara duktus ekstretorius bentuk lobus yang bercabang dalam sekelompoknya lobus. Kanker payudara yang berasal dari epitel asinus dalam lobulus disebut karsinoma lobular sedangkan kanker yang berasal dari epitel duktulus/duktus disebut karsinoma duktal.
Keganasan setempat yang masih terbatas intra lobular/intra duktal, belum ada kerusakan membran basalis dalam asimus dan duktus/duktus jadi belum ada tanda invasi ke jaringan diluar lobus/duktus, merupakan tahap awal karsinoma payudara. Pertumbuhan lebih lanjut dari masing-masing keganasan tersebut tetap seperti keadaan semula/invasif, Jaringan diluar lobulus/duktus/duktulus. Pertumbuhan keganasan yang tidak invasif kemana-mana disebut karsinoma invasif (karsinoma insitu).
Karsinoma lobular maupun duktal baik bersifat invasif/non invasif yang berukuran kurang dari 0,5 cm disebut kasinoma payudara minimal (dini). Secara klinik dan apabila ditinjau dari populasi sel ganas, masa minimal terdeteksi tersebut diperkirakan telah mencapai 30 doublings sehingga berbentuk 10 sel tumor ganas. Sel tumor ganas mengadakan pembelahan secara tidak teratur dan diperkirakan satu waktu doublings berkisar 30-200 hr/lebih. Sehingga status dini klinis tidak sama dengan status dini biologis. Apabila invasi tumor ganas mencapai pertumbuhan limfe atau pembuluh darah, akan terjadi emboli sel tumor ganas, sehingga akan memungkinkan penyebaran limfogen/hematogen baik regional/metastasis jauh.

E.Pathway

F.Penatalaksanaan
1.Pembedahan
a.Lumpektomi: pengangkatan tumor dan jumlah kecil jaringan normal di sekitarnya
b.Eksisi luas (mastektomi parsial): pengangkatan tumor dan jaringan normal disekitarnya yang lebih banyak
c.Kuadranektomi: pengangkatan seperempat bagian payudara.
2.Mastektomi
a.Mastektomi simplek
Seluruh jaringan payudara diangkat tapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi payudara lebih mudah dilakukan jika otot dada dan jaringan lain dibawah payudara dibiarkan utuh.
Tindakan ini digunakan untuk mengobati kanker invasif yang telah menyebar ke saluran air susu, karena jika tidak maka kanker sering kambuh.
b.Mastektomi simplek ditambah diseksi kelenjar bening (modifikasi mastektomi radikal) seluruh jaringan payudara diangkat dengan menyisakan otot dan kulit disertai pengangkatan kelenjar getah bening ketiak.
3.Rekonstruksi payudara
Digunakan implan silikon atau jaringan diambil dari bagian tubuh lain, dapat dilakukan bersamaan dengan mastektomi atau sesudah mastektomi.
4.Kemotherapi dan obat penghambat hormon
Diberikan setelah pembedahan dan dilanjutkan selama beberapa bulan atau tahun. Kemotherapi kombinasi (beberapa jenis kemotherapi) lebih efektif tapi tanpa dilakukan pembedahan ataupun penyinaran. Obat-obatan tersebut tidak menyembuhkan kanker payudara.
Efek samping dari kemotherapi antara lain:
Mual
Lelah
Muntah
Luka terbuka dimulut
Nyeri
Kerontokan rambut
Luka tekan terhadap nyeri dan perdarahan
Kemotherapi yang efektif antara lain:
Mytomical C
Dexorobicui
Paclitaxel
Venorelbin
Obat penghambat hormon diberikan kepada klien dengan:
a.Kanker yang didukung oleh estrogen
b.Tidak menunjukkan tanda-tanda kanker selama >2 tahun setelah terdiagnosa dan kankernya tidak terlalu mengancam jiwa.
c.Lebih efektif diberikan pada klien usia 40 tahun, masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen.
Obat-obatan yang sering diberikan antara lain:
a.Tamoxifen
b.Amino glutetimid
5.Pencegahan
a.Pemeriksaan payudara sendiri
Waktu yang tepat adalah 7-10 hari setelah hari I menstruasi, sedangkan yang menopause dilakukan kapan saja secara rutin tiap bulan.
b.Mammografi
Menggunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara untuk usia 40 tahun dapat melakukan pemeriksaan secara rutin, sedangkan usia >50 tahun dilakukan 1x/tahun.
c.USG
Untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat
d.Termografi
Menggunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.

G.Asuhan keperawatan
A.Pengkajian
a.Data subyektif
1.Nama : Ny. H
2.Umur : 53 tahun
3.Jenis kelamin : Perempuan
4.Agama :
5.Pendidikan terakhir :
6.Pekerjaan :
7.Alamat :
8.Keluhan utama :

b.Pengkajian riwayat kesehatan:
1.Riwayat kesehatan sekarang:
Klien mengeluh susah tidur memikirkan penyakitnya dan rencana operasi mastektomi radikal oleh dokter.
Klien menyatakan nafsu makan menurun karena mual
Klien mengeluh badan lemas sudah 1 minggu.
2.Riwayat obstetric: G4P4A4
3.Riwayat kesehatan dahulu

c.Data obyektif
Pemeriksaan umum
1.Keadaan umum: lemah dan tampak lesu
2.TD: 100/70 mmHg
3.Nadi: 86x/menit
4.RR: 24x/menit
5.Suhu: 370C
6.TB: 144 cm
7.BB: 37 Kg
Pemeriksaan fisik
1.Mata: lingkar mata tampak hitam, konjungtiva pucat, mengantuk, mata agak kemerahan
2.Payudara: mammae kanan terbalut kassa dengan rembesan darah dan bau tidak sedap
 Pemeriksaan laboratorium: Hb: 8,9 gr%
C.Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan rasa nyaman : berhubungan dengan metastase payudara
2.Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat
3.Perubahan pola tidur berhubungan dengan krisis situasi karena adanya penyakit

Selasa, 12 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELLITUS

A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.(Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri;tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :